Will I Survive




Enam bulan sudah kamu ngga ada di sisi aku lagi dan waktu terus berjalan berganti tahun, hati ini masih kosong, dunia aku juga masih kosong. Di tahun ini akan jadi pertama kali aku ngerayain ulang tahun tanpa kamu dan aku bakal sangat rindu dan terpuruk karena setiap kali aku ulang tahun kamu selalu excited buat ngucapinnya. Di tahun ini juga akan jadi lebaran aku tanpa kamu dan aku yakin makin bakal terpuruk karena tahun lalu di lebaran hari pertama lah kamu mulai merasakan sakit 😢, apakah aku akan baik-baik aja melewatin semua itu di tahun ini?. Aku yakin pasti banyak pertanyaan dari orang-orang yang kenal aku dan kamu, how's my life right now? 

Semenjak kamu pergi selamanya, aku hanya bisa bernafas saja ( pada akhirnya menyadari yang menemani aku kehilangan kamu adalah nafas ) dan meminta waktu di pause sebentar untuk aku mencerna semuanya. Dan saat ini aku hanya tau dan sadar bahwa aku hanya melambatkan laju aku dan fokus memulihkan diri aku dengan kesadaraan penuh dengan diri aku sendiri kalo kata orang-orang aku ingin lebih memulihkan diri aku dengan mindfulness karena setelah 100 hari kamu, aku tau aku memaksakan diri aku untuk berlaju kembali. Sedangkan saat itu aku juga sadar bahwa aku belum total sepenuhnya bisa berpikir jernih, perasaan aku masih fragille, pikiran aku hanya berlandaskan emosi doang dan ketakutan aku. Ketakutan menunjukkan ke orang-orang aku masih rapuh, aku masih jatuh, aku masih menangis, aku ngga jujur dengan diri aku sendiri dan ke orang-orang bahwa aku sebenarnya belum bisa melaju dan oleh karena itu aku memaksakan diri aku untuk melihatkan bahwa aku bangkit dan pada akhirnya aku burn out sendiri. 

Sedangkan orang ngga tau apa yang terjadi di hidup aku setelah 100 hari kamu ( selain support system aku yang tau pasti kenapa ), yang terlihat hanya kesedihan dan keterpurukkan aku tanpa bisa aku ceritakan kenapa. Semenjak 100 hari kamu, aku menjadi lebih tertutup lagi, aku lebih menutupi perasaan aku, aku bisa nanggis di kamar seharian dan ketika keluar kamar, aku bisa terlihat biasa-biasa aja. Sekarang aku sadar, apa yang aku lakuin ngga baik buat diri aku sendiri. Aku bersyukur ada orang-orang yang menjadi support system aku tapi aku juga sadar mereka semua punya kesibukkan yang ngga bisa ada 24 jam untuk aku. Jadi di moment aku lagi terpuruk dan menanggis seharian, aku hanya bisa sembunyi di kamar dengan kesendirian aku dan itu yang buat aku makin sembunyi dan menutupi diri aku dengan apa yang aku rasakan saat itu dan cuma 1 orang yang bisa aku telepon ( you know who you are 😊 ) ketika aku udah ngga tahan lagi menyimpan di hati karena aku tau, aku harus keluarkan semuanya dan orang ini pendengar terbaik aku di saat aku terpuruk. Seandainya bisa aku ceritakan di sini, rasanya ingin aku ceritakan di sini tapi aku juga sadar dan tau kalo aku melakukkan hal itu sangatlah emosionalnya aku dan tidak bijaksananya aku. Aku cuma bisa bercerita di sini setelah 100 hari kamu, ada rasa sakit hati, marah, hancur dan ngebuat aku jadi numb. Semua rasa itu bukan soal kamu dan kamu tau banget semenjak kamu ngga ada lagi, rasa sayang aku makin besar ( aku sulit menggambarkan apa yang aku rasain dengan rasa sayang aku, yang aku tau rasa sayang aku berbeda rasa nya ketika kamu masih hidup ) dan ngga ada penyesalan apapun atau rasa marah kekamu ( lucu yah padahal kamu selalu bilang aku suka marah-marah dan aku rindu marah-marah kekamu karena itu cara aku tunjukkin ke kamu betapa cinta dan peduli nya aku sama kamu ).

Berapa minggu lalu aku sempat nonton video BCL yang di tanya sama maia dengan keadaannnya sekarang dan dia menggambarkan seperti yang aku rasa, bedanya di hari pertama dia kehilangan alm.suaminya dia sudah di dampingi dengan orang yang ahli untuk pemulihannya dan dia di full support oleh keluarga kedua belah pihak dan teman-teman dekat. Sedangkan aku, aku punya orang-orang terdekat dan keluarga yang ada buat aku tapi aku merasa tetap dalam kesendirian aku, aku kebingungan tanpa kamu, aku orang yang susah untuk percaya dan orang yang aku percaya itu cuma kamu, aku tanpa di dampingi dengan orang yang ahli. Dan kalimat BCL yang bilang dia cuma tau bernafas dan seperti robot selama 5 jalan 6 bulan dan baru bisa mulai berpikir setelah 6 bulan. Di situ aku sadar bahwa aku merasakan yang sama, aku seperti kayak robot, aku hanya jalanin takdir hidup aku dengan perasaan yang hampa dan kosong, aku ngga bisa berpikir jernih sampai menjelang 6 bulan kamu. Di pertenggahan bulan ke 5 aku sadar aku butuh orang yang ahli untuk guide aku pulih dan kata hati kecil aku, aku tau aku butuh pertolongan dari yang ahli karena aku ngga bisa bersembunyi terus. Allah selalu kasih aku jalan ( ini yang selalu aku syukuri karena aku percaya dan yakin Allah benar-benar memberi jalan kemudahan buat aku ) bahwa aku sadar aku orang yang suka belajar hal baru dan selalu penasaran dengan hal baru dan di kasihlah petunjuk untuk belajar soal mindfulness ( yang insya allah dalam waktu secepatnya pengen ikutan kelas online nya ). Aku kayak di kasih petunjuk dengan mendengar kata hati aku bahwa kenapa aku ngga ikutan sekolahnya, jadi aku dapat ilmu dan bisa memulihkan diri aku sendiri, dan makin yakinlah aku bahwa aku harus bisa healing dan jadi bermanfaat buat diri aku sendiri. Goal aku sekarang dan seterusnya hanyalah ingin bikin bangga buat diri aku sendiri dan kamu 😊. Aku hanya ingin melakukan banyak hal buat diri aku dan kamu, dan aku percaya kamu, semesta dan Allah pasti kasih kemudahan dan ridho Nya. 

Jujur ketika aku cerita ke orang terdekat aku soal niatan aku untuk datang ke ahli nya, pada agak sedikit kaget dan ada beberapa yang bilang aku ngga perlu karena mereka yakin aku bisa ngelewatin semua ini. Tapi aku tau apa yang aku rasain di hati aku dan aku mendengar kata hati aku bahwa ada sesuatu di hati aku yang aku sembunyiin dan kalo aku terus biarin sembunyiin maka akan jadi bayang-bayang yang berdampak ke mental aku kedepannya. Kesadaran aku saat ini adalah mental aku dulu karena rasa percaya aku dengan keimanan aku dan ketakwaan aku ke Allah itu akan menjadi selaras dan akan jauh lebih menikmat lagi dalam hal beribadahnya, jadi lebih menikmati setiap detiknya ketika aku berhubungan dengan Allah, lebih bisa dengan sadar dan ikhlas menjalani takdir Allah, lebih ringan lagi laju aku dan aku tau dengan mindfulness aku bisa fokusin mental aku dan ibadah. Bukan karena aku kurang dekat sama Allah, percayalah kalo aku ngga dekat dan percaya sama Allah, aku udah ngga ada di tahapan ini. Aku bisa di tahapan ini karena berkat Allah selalu dampingin aku, karena aku sangat tergantung dan percaya sama Allah. Tapi mental aku ngga bisa bohong, mau aku melakukan apa yang di perintahkan dan kewajiban dari Allah, ada rasa kosong dan hampa, ada rasa yang tersembunyi sangat nyakitin hati aku, aku seperti mati rasa selain nangis inget kamu, aku ngerasa aku kayak ngga pulang ke rumah aku karena rumah aku itu kamu, ada rasa comfort zone aku hilang, ada rasa 1/2 jiwa aku udah ikut sama kamu, ada rasa aku pengen pulang ke rumah dan ngerasain hangatnya rumah aku lagi. Dan terakhir-akhir setiap tutup mata mau tidur ada gambaran yang berubah-rubah yang bikin aku takut, aku ngga tau apa dan kenapa tapi aku tau itu tanda dari mental aku. Maka oleh itu aku butuh metode mindfulness untuk mental aku, untuk menyeimbangi hidup aku, untuk menemukan jalan pulang, untuk dealing dengan rasa kehilangan, untuk sadar berteman dengan keadaan, untuk bersahabat kembali dengan diri aku, untuk merasakan rumah aku dan kehangatan rumah ke Allah, untuk bikin indah hubungan aku dengan Allah. Ketika semua perasaan itu balik ke aku lagi, aku pengen banget bilang ke diri aku welcome back and home bem 😢 dan aku berharap ketika orang-orang yang peduli sama aku dan ikutin journey aku, ketika mereka liat aku sudah melaju kembali dan bisa liat kalo aku sudah mencapai semua yang aku tulis tadi, aku pengen mereka juga bisa ngomong yang hal sama kayak ke diri aku sendiri. So I wish all of you include my self to be patient with me, whatever my journey for healing just patient to me that's all I need. Satu hal lagi, aku percaya kamu dukung aku karena aku udah mulai belajar mindfulness dari tahun 2019 dan kamu saksi journey aku di dunia mindfulness ini. Lagi-lagi semesta, kamu dan Allah mengarahkan aku balik ke metode ini untuk mental aku, insya allah metode ini diperbolehkan dan di ridhoin oleh Allah.

Jadi masuk 6 bulan kamu, aku sadar bahwa sah-sah aja aku melambat dan masih berhenti karena aku masih memulai untuk berpikir, untuk menemukan aku yang baru, untuk melawan segala ketakutan aku tanpa kamu, untuk bisa berani melangkah sendiri, untuk tidak peduli dengan keinginan orang aku bangkit secepatnya, untuk memulihkan mental aku dan untuk lebih jujur dan sadar dengan semua proses aku dan diri aku sendiri. There's no rules when you are grief, just only focus for your mental health first, itu motto aku saat ini. Aku tetap ngejalanin planning aku dalam hal podcast dan blog ini. Untuk podcast aku, setelah survey kecil-kecilan dan aku ngerubah format aku podcast di episode selanjutnya ( aku sadar format sebelumnya terlalu emosional buat aku apalagi buat yang dengar karena aku memaksakan diri untuk produktif dan bangkit sedangkan pikiran aku belum jernih dan perasaan aku masih fragille ), semoga format podcast yang baru akan lebih menarik di dengar, dapat pendengar yang baru dan tetap berjalan seperti rencana aku. Untuk blog, di sini lah tempat aku lebih menceritakan perjalanan aku sama kamu lebih detail karena aku sadar dengan tulisan lah yang bisa menggambarkan apa yang ingin aku ceritakan dan sampaikan. Aku berharap di blog ini orang akan mengenal jauh soal aku sama kamu ketika mereka sudah mulai dengar podcast aku atau penasaran soal aku sama kamu, mereka bisa baca cerita kita di blog ini. Tapi semua nya tetap mental aku dulu yang aku utamakan, being mindfulness, be proud of my self and making you proud of me itu goal aku. Selalu dampingin aku dan jaga aku terus di atas yah cin, aku percaya, kamu, semesta dan Allah selalu jaga dan beri aku kemudahan dan ke ridho an.

Healing is not a destination but a journey

No matter what I've been through, I'm feeling gratitude. Bersyukur di kelilingi orang-orang yang terbaik di kirim sama Allah, masih di kasih kenikmatan hidup dan dari lubuk hati yang paling dalam thank you so much selalu ada dan bersabar dengan diri saya. Be patient with me until I can make all of you proud of me. Dedicated to you know who you are 😊💖.

Comments

Popular Posts