Tiga Tahun Dua Bulan Terlewati

 


Hai, apa kabarnya diri aku setelah 3 tahun lewat 2 bulan kamu pergi selamanya?

Perjalanan memproses semua ini buat aku adalah perjalanan tersulit sampai detik ini. Bukan karena aku masih terpuruk kehilangan kamu tapi karena aku belajar kembali merangkak untuk berdiri tegak dan melangkah moving forward. Menemukan diri aku dan rumah aku kembali serta belajar memulihkan luka dan trauma yang terlalu melekat dalam diri aku. Menyelaraskan diri dengan kesehatan mental aku untuk lebih sadar akan saat ini, bukan masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan. Ternyata perjalanan ini yang menemukan aku dengan tumpukan luka dari masa kecil sampe dengan luka hubungan aku dan kamu dulu. Luka yang baru aku berani berhadapan dan rasanya benar painfull banget buat aku dan sangat luar biasa ngga nyaman. Tapi aku sadar bahwa Allah menciptakan individu manusia berbeda, ngga ada satupun yang sama. Begitupun cara untuk pulihnya, cara Allah kasih petunjuk kadang malah ngebawa aku langsung ke tujuan aku itu dengan cara bener-bener berbeda dan semudah itu. Meski setiap doa yang aku panjatkan belum atau mungkin ngga terkabulkan, malah jalan memulihkan diri aku yang di permudah oleh Allah.

Sampai detik ini aku bener-bener terima kasih ke Allah dimudahkannya aku untuk pulih, di beri kesempatan ketemu dengan orang-orang hebat yang ngga pernah terlintas di pikiran aku bisa ketemu atau ngobrol, di dekatkan dengan orang-orang yang bener-bener aku butuhkan, di mudahkannya aku ketika aku butuh tenaga profesional untuk ngebantu aku buat pulih dari luka-luka aku. Terlalu banyak hal yang ingin aku terima kasih dan syukuri dengan proses ini. Meski tidak semulus yang orang pikirkan tapi sampai detik ini aku tetap belajar, berani menghadapi semua luka yang terdalam dan ketidak nyamanannya. Air mata aku masih suka turun tapi terkadang bukan lagi hanya rasa rindu aku yang besar sama kamu, tapi terkadang air mata aku karena rasa lelah aku, rasa luka masa lalu, rasa marah maupun kecewa aku akan semua luka yang tinggal berbekas ini, tapi aku juga menangis karena rasa haru aku setiap berhasil ngelewatin 1 luka aku, nangis karena aku berhasil ngelakuin buat diri aku 1 tingkat lagi untuk berdiri tegak, nangis karena aku berhasil melakukan yang bikin bangga diri aku dan juga bikin kamu yang selalu liat aku di atas sana.

Aku ingat ketika melewati 3 tahun kamu, ada pertanyaan dari lubuk hati aku apakah aku bahagia dengan hidup aku sekarang? Aku tau selama sama kamu betapa hidup aku terjamin dan selalu ada kamu yang jaga aku, selalu sigap ngelindungin aku, selalu peluk aku ketika aku terluka entah dari kamu maupun dari sekeliling aku, ada kamu yang selalu nomor 1 aku untuk muji hasil masakan aku, ada kamu yang selalu support dan ngedukung aku apapun yang ingin aku kerjakan, ada kamu yang bisa kasih aku apa yang jadi wish list aku, ada kamu yang secara ekonomi memenuhi kebutuhan aku. Hidup aku sekarang secara ekonomi ngga seperti ketika ada kamu, hidup aku sekarang aku jadi belajar mandiri, belajar bertanggung jawab dengan keputusan hidup aku, yang terutama aku belajar jaga diri aku. Tapi dari semua aku tulis ternyata aku ngga sedih kalo secara ekonomi sekarang berubah, ternyata buat aku, aku ngga memilih uang untuk buat bikin hidup aku nyaman tapi aku memilih untuk menemukan diri aku dan mengenal diri aku yang sekarang ini. Aku harus kehilangan kamu dulu untuk bisa memahami dan belajar mencintai diri aku, untuk lebih bijaksana melihat dan menjalani hidup, untuk lebih memulihkan kesehatan mental aku untuk tidak melukai dan berdampak ke orang-orang terdekat dan yang aku sayang, yang paling utama adalah untuk menemukan rumah aku yang akan aku buat jadi sinar kebaikan dan selalu menyinari, tempat paling tenang, aman dan damai aku yaitu diri aku sendiri. Aku sedang membangun rumah aku dengan proses dan perjalanan ini. Bukan berarti kamu ngga ada lagi artinya buat aku tapi malah sebaliknya karena kehilangan kamu, karena diri kamu sendiri yang ngebantu semua manifest aku selama kamu masih hidup sering aku omongin terwujud. Aku tau peran kamu luar biasa buat hidup aku yang sekarang makanya ketika aku harus memilih apakah diri aku waktu kamu masih hidup atau diri aku sekarang, jawaban hati terkecil aku adalah aku yang sekarang. Takdir kita yang membuat aku sekarang, meski kamu ngga menemani aku secara wujud nyata dan keinginan aku kamu hadir dengan proses ini, takdir juga yang proses aku sendiri tapi aku tau kamu selalu menemani aku dengan proses ini di atas sana.

Aku masih suka tersesat ketika berproses, aku masih buat kesalahan ketika bersikap maupun mengambil keputusan, aku masih suka kosong dan hampa ketika proses ini terlalu berat buat aku, aku makin tambah keras dengan diri aku ketika aku berusaha keras untuk capat bisa dan pulih, masih banyak kelemahannya tapi aku tau, it's okay not to be okay, I just need breathe. Ngga pernah ada deadline nya buat menyembuhkan luka ini. Ngga ada yang pernah sempurna, malah aku harus belajar menerima ketidak sempurnaan ini. Aku harus belajar mencari jalannya berdamai dengan setiap luka aku. Masih sangat panjang perjalanan dan proses aku, yang aku tau sekarang bahwa aku melambat dengan setiap prosesnya dan itu ngga apa-apa karena lebih menikmati proses yang ngga linear ini untuk terus belajar kesadaran saat ini. Aku juga tau ini adalah perjalanan seumur hidup aku sampai waktu aku selesai di dunia.

Di blog ini aku akan berbagi setiap proses dan perjalanannya dari awal aku menyadari untuk menyehatkan mental aku, ketika aku memilih untuk kesehatan mental aku yang terpenting dan perjalanan duka aku yang jadi awal bagian dari kesadaran sehatnya mental aku. Semoga tulisan aku ( dan semoga podcast aku bisa berlanjut ) bisa jadi hal baik yang aku bagikan buat orang yang baca blog aku. Yang aku perlu ingatkan bahwa proses dan perjalanan setiap orang berbeda karena kita semua berbeda. Waktu, kecepatannya maupun caranya juga berbeda. Yang pasti rasa dan empati kita yang sama, yang pasti tujuannya sama yaitu tenang dan damai dengan diri sendiri. Ngga ada tempat yang lebih aman dari pada diri kita sendiri, jadi jadiin diri kita rumah teraman untuk selalu pulang ketika lari menjauh.

Comments

Popular Posts